Minggu, 17 Agustus 2014

Fitnah : Hazrat Masih Mirza Ghulam Ahmad Menderita Sakit Hyphocondria dan Hysteria Sehingga Tidak Mungkin Menjadi Nabi

Dikatakan oleh para penentang Ahmadiyah masa kini bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menderita penyakit mental dan gangguan syaraf yaitu suka bersedih hati tanpa alasan (hyphocondria) seperti yang tertulis dalam Al-Badar, 7 Juni 1906. Juga ditemukan dalam buku Siratul Mahdi Vol. 1, hlm. 13 tertulis bahwa beliau menderita histeria (hysteria). Dan orang yang menderita penyakit seperti itu tidak dapat menjadi seorang Nabi. 

Jawab. 
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad tidak pernah sekalipun menyatakan dirinya menderita hypochondria atau hysteria. Pernyataan yang ada dalam Al-Badar 7 Juni 1906 tidaklah berasal dari perkataannya sendiri. ini adalah pernyataan dari penulis catatan harian, yang mana keakuratan tulisannya selalu terbuka untuk diragukan. Ada pernyataan yang sangat jelas dari Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mengenai perlindungan Tuhan atas kesehatannya sebagai berikut : 
"Dengan cara yang sama Tuhan Yang Mana Perkasa mengetahui bahwa jika aku menderita karena penyakit yang memberatkan seperti lepra, gila, buta, epilepsi dan lain-lain, para penentangku akan menyimpulkan bahwa aku telah mendapat murka Tuhan. oleh sebab itu, Dia sejak awal telah memberiku berita-berita baik sebagaimana yang disebutkan dalam buku Brahiin Ahmadiyah- bahwa Dia akan melindungiku dari penyakit-penyakit yang memberatkan itu dan akan menggenapkan kehendakNya padaku"(Arbain, No.3, hlm.30)
Selanjutnya dapat kita temukan perkataan beliau mengenai kesehatannya ketika berhadapan dengan John Alexander Dowie, pendiri Gereja Katholik Kristen dan Zion, Illinois-US, pada bulan September 1902 sebagai berikut:
"Metode yang saya ajukan adalah bahwa Tuan Dowie harus datang ke dalam arena untuk menantang saya dengan seizin tuhan palsunya. Saya adalah seorang tua dengan umur lebih dari enam puluh enam tahun. Saya menderita sakit diabetes, disentri, migren dan kurang darah”.
“Saya menyadari, bagaimanapun juga hidup saya tidaklah bergantung dari kesehatan saya, tetapi pada kekuasaan Tuhan. Jika tuhan palsunya Tuan Dowie memiliki kekuatan, ia pasti akan membolehkan Tuan Dowie tampil ke muka menghadapi saya. Jika tujuan Tuan Dowie untuk menghancurkan semua kaum Muslim sebailiknya dapat diuntungkan dengan kematian saya sendiri, maka ia akan memperlihatkan suatu tanda yang agung, dan sebagai konsekwensinya jutaan orang akan mengakui putera Maria sebagai tuhan dan juga akan mempercayai Dowie sebagai utusannya..." (Review of Religions, Urdu, Vol.I, No.9, hl,.342-348)
Jadi, beliau tidak menderita penyakit hypochondria atau hysteria, atau epilepsy, atau penyakit lainnya yang sejenis. Adalah benar bahwa Hadhrat Mirza Bashir Ahmad menyebutkan dalam buku Siratul Mahdi bahwa Ummul Mukminin telah menyebut Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menderita hysteria, namun Ummul Mukminin bukanlah seorang dokter dan ia mengekspresikan sakit migraine yang diderita Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai hysteria. Tidak ada argumentasi lain yang dapat dipakai berdasarkan kesalahan ungkapan yang digunakan oleh Ummul Mukminin. 
Adalah benar bahwa beliau menderita sakit Migraine, dan sehubungan dengan ini kita layak untuk mendapatkan keterangan berdasarkan terminologi kedokteran bahwa sakit migraine hampir selalu dialami oleh jenis orang yang sangat aktif (mengoperasikan otaknya), berkemampuan tinggi dan memiliki intelegensia (Price's Text Book of Medicine, hlm 1502)-Sehingga tidak ada lagi keberatan mengenai apa dan bagaimana sakit migraine itu.